www.frontier.co.id |
Tahun 2016, sebagian besar dari kita masih merasa seperti
tahun-tahun baru sebelumnya. Padahal tahun 2016 ini tahun baru yang berbeda,
dimana tahun 2016 ini Indonesia dan 9 negara ASEAN lainnya menjadi satu
kesatuan di pasar yang namanya MEA.
Beberapa hari yang lalu, 31 Desember 2015 atau pada akhir
tahun 2015 MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) / AEC (Asean Economic Community) resmi berlaku. Mengutip dari id.wkipedia.org
MEA adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas
antarnegara-negara ASEAN. MEA ini dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN
2020.
Banyak yang Broadcast (BC) di BBM. Jangan kaget kalau akan
banyak Kantor-Kantor Akuntan Singapura, Konsultan Penilai Malaysia, Pengacara
Filiphina, POM Bensin Petronas, salon-salon Vietnam, warung-warung Filiphina,
bengkel Myanmar, bahkan Panti Pijat Thailand akan ada di lingkungan rumah kita.
Bersaing langsung dengan usaha kita.
Tak hanya itu, pasar tenaga kerja kita akan diserbu
tenaga-tenaga profesional dari negara ASEAN. Akan lebih banyak nanti
orang-orang Malaysia, Filiphina, Thailand, Singapore dan lainnya berjalan
bersampingan atau berkendara bersalipan dengan kita di atas tanah yang sama.
Kita sebagai SDM negeri ini sudah seharusnya siap bersaing
lebih ketat. Tingkatkan kualitas sehingga lebih unggul dan profesional. Saya
pribadi sendiri sebagai siswa SMK sedikit was-was. Pertama masuk SMK berniat
untuk bisa bekerja sesuai keahlian. Bersaing dengan siswa SMK se-Nasional pun
sangat ketat dan terasa sulit, terbukti masih banyaknya pengangguran dari
lulusan SMK. Bersaing dengan lulusan dari negara-negara ASEAN tentu tingkat
kesulitannya meningkat drastis. Bayangkan, anggota ASEAN berjumlah 10 negara.
Akan ada berapa banyak lulusan sekolah yang akan bersaing di dunia kerja.
Berkutat di ketakutan menghadapi MEA tidak akan
menyelesaikan masalah. Dari sekarang kita harus berubah. Gerakan Nasional
Revolusi Mental yang diprogramkan oleh Presiden kita, Ir. Joko Widodo.
Benar-benar harus kita jalankan. Saya juga dalam menghadapi MEA ini melakukan
beberapa persiapan, mulai dari :
1.
Bahasa Asing
Kemampuan komunikasi sangat penting, saya
kira ini menjadi kunci untuk menghadapi MEA. Kebijakan pemerintah cukup baik
yang menerapkan pembelajaran B.Inggris mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi.
Bahkan di PAUD pun sekarang sudah diterapkan.
2.
Keahlian (masing-masing)
3.
Coding
Kebetulan saya sekolah di jurusan Informatika, jadi ini
tidak terlalu sulit. Kenapa kita setidaknya harus memahami coding walaupun
sedikit. Karena sekarang setiap perusahan atau produk komersial pasti memiliki
situs internet atau media sosial resmi. Baik itu untuk memperkenalkan
perusahaan mereka maupun untuk promosi produk mereka. Pekerjaan untuk mengelola
situs akan sangat luas dan terbuka lebar. Sehingga kemampuan memahami coding
akan menjadi nilai tambah.
4.
Kepemimpinan
5.
Presentasi
6.
Sikap (Attitude)
Nah, meskipun ini di urutan terakhir. Namun
jangan sampai dilupakan. Tunjukan sikap ramah khas negara tercinta ini sebagai
identitas diri.
Yaa, kita sebagai pemuda Indonesia bersiaplah. Dan kita
doakan semoga pemuda/pekerja kita untuk siap menghadapi MEA. Jangan lupa juga
untuk doakan saya.
Selain kita mempersiapkan untuk menjadi pelaku. Untuk bisa survive, kita harus bangga dengan produk
dalam negeri, utamakan produk bangsa. Dengan membeli produk bangsa, kita
membantu dan mendukung bangsa indonesia sendiri di MEA. Supaya tidak menjadi
penonton di negeri sendiri.
MARI KITA TINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Selamat Datang Masyarakat Ekonomi Asean
1 komentar
untuk mampu bersaing di MEA,kita harus menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang mampu bersaing di era sekarang,oleh karena itu kewirausahaan harus dijadikan hal yang pokok di indonesia
Reply