3 jenis BUS yang
menghubungkan modul-modul pada sistem komputer. Pada umumnya, sistem
interkoneksi direalisasikan dengan BUS dengan karakteristik sebagai berikut :
·
Merupakan
saluran bersama (share) yang menghubungkan 2 atau lebih modul penyusun
sistem komputer.
·
Bersifat
broadcast, 1 modul yang sedang
menjadi sumber data dapat memberikan data tersebut ke seluruh modul lainnya.
·
Harus
dipastikan, pada 1 saat hanya ada 1 modul yang menjadi sumber data, meletakkan
data pada share BUS tersebut.
·
Umumnya terdiri dari 50 sampai 100 jalur, yaitu :
·
Address information (address bus)
»
menentukan asal/tujuan transfer data
» ukurannya menentukan kapasitas data pada sistem.
·
Data information (data bus)
»
ukurannya menentukan unjuk kerja secara umum
·
Control information
»
kendali untuk address dan data bus
·
Lain-lain
seperti : power, ground, clock.
Gambar 4.2. Skema Interkoneksi ke BUS
Unjuk
kerja BUS sangat dibatasi oleh 2 hal, yaitu waktu propagasi dan jumlah
keperluan akses. Makin banyak jumlah modul yang harus dihubungkan dengan BUS,
maka waktu propagasi makin panjang dan keperluan (demand) akses BUS akan
semakin banyak. Untuk mengatasi kelambatan proses pada BUS bersama (bottleneck
in share BUS), maka disiapkan beberapa set BUS sesuai dengan kecepatan
akses modul yang dihubungkan dengannya. Sistem interkoneksi seperti ini harus
bersifar hirarki, BUS cepat (high speed)
untuk jalur penghubung yang dekat dengan
prosesor dan BUS lambat (low speed)
untuk jalur penghubung yang jauh dari prosesor. Gambar 4.3. memperlihatkan
contoh konfigurasi BUS untuk mengatasi bottleneck.
Ada sedikit
perbedaan antara arsitektur BUS tradisional (a) dengan arsitektur BUS unjuk
kerja tinggi (b). Pada gambar (a) hanya ada 1 macam BUS untuk I/O, sedangkan
pada gambar (b) disiapkan 2 macam BUS untuk I/O, yaitu
·
High
speed BUS untuk high speed I/O device seperti Video dan LAN.
Low
speed BUS untuk I/O expansion.