Fungsi Kedisiplinan di Sekolah
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa.
Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib
kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar.
Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu
sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa
akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang
terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah
memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah
suatu tindakan, perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan
pendidikan di sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah,
nasehat, larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat
pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan
pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku yang baik
tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur, patuh, hormat, tenggang
rasa dan berdisiplin.
Di samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga
berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal
ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama
dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan itu.
Dalam kontek tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan
diri di sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya
kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan
mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah
yang kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung tertib,
teratur, dan terarah. Sebaliknya di sekolah yang kedisiplinannya rendah maka
kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung tidak tertib, akibatnya
kualitas pendidikan sekolah itu akan rendah.
Tu’u (2004: 38) menyatakan fungsi kedisiplinan di sekolah
adalah sebagai berikut:
1) Menata
Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat,
kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Sebagai makhluk
sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan
tersebut diperlukan norma, nilai peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan
kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi fungsi disiplin adalah
mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
2) Membangun
Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan
tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan
yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
3) Melatih
Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu
proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk
kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri.
Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat
pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa
karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa
takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai pemaksaan
kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan
itu.
5) Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang
harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena
dapat memberi dorongan dan kekutan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya.
Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
6) Mencipta
Lingkungan Kondusif
Belajar
Efektif dan Efisien
Belajar adalah
aktivitas yang dapat menghasilkan : pemahaman, perubahan tingkah laku dan
timbulnya
kecakapan baru sebagai akibat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Belajar menurut Lindgren (1962:240), belajar terjadi bila telah mencapai pemahaman (learning takes trough insight)
Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat pada artikel berikut ini.
kecakapan baru sebagai akibat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Belajar menurut Lindgren (1962:240), belajar terjadi bila telah mencapai pemahaman (learning takes trough insight)
Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat pada artikel berikut ini.
rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial.
Apabila peraturan sekolah tanpa tata tertib, akan muncul
perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku liar,
yang pada gilirannya mengganggu kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang
dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini, penerapan dan
pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan dibiasakan
hidup teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan
baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan
perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam
praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan hal-hal yang
lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan
disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu, sehingga
muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
Dalam hal itu, menurut Maman Rachman (dalam Tu’u 2004:
35-36), pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:
a) Memberikan
dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b) Membantu
siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c) Cara
menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya terhadap lingkungannya.
d) Untuk
mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.
e) Menjauhi
siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f) Mendorong
siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g) Peserta
didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h) Kebiasaan
baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut
memberi gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian,
sungguh-sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan disiplin
seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil dengan
kepribadian unggul. Di sana ada dan terjadi kompetisi positif diantara mereka.
Untuk mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut,
diperlukan pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya Wardiman
mengatakan bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam diri
seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin.
c. Unsur-Unsur Disiplin
Hurlock (2002: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin
meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam
peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang
baik.
Disiplin itu lahir, dan berkembang dari sikap seseorang di
dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur
pokok yang membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia
dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau attitudemerupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus
mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau
pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya yang
berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi kelakuan manusia.
Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang
menjadi pengarah dan pedoman tadi mewujudkan sikap mental berupa perbuatan atau
tingkah laku. Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang menunjukkan
perilaku disiplin atau tidak disiplin.
d. Penanggulangan Disiplin
Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu,
kepala sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab
membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan para
siswa berhasil dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses.
Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Siswa terpacu
untuk mengoptimalkan potensi dan hasil dirinya.
Penanggulangan masalah disiplin yang terjadi di sekolah
menurut Singgih Gunarsa (dalam Tu’u 2004: 57) dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan
kuratif. Mendorong siswa melaksanakan tata
tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata tertib itu baik untuk perkembangan
dan keberhasilan sekolah.
Disiplin individu yang baik menunjang peningkatan hasil
belajar dan perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah
berurusan dengan siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa
ini ditolong agar tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan nasehat,
peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif merupakan upaya pembinaan dan
pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah diberi sanksi disiplin.
Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan, memperbaiki, meluruskan,
menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks,
karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya.
Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua
kecenderungan yang cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk,
cenderung patuh dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang,.
Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana
pengoptimalannya.
Sehubungan manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka
agar manusia memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan
aturan maka perlu upaya optimalisasi daya-daya jiwa manusia melalui berbagai
bentuk penanaman disiplin dan kepatuhan. Upaya-upaya tersebut baik melalui
pembiasaan-pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan yang mengatur tingkah
lakunya, kebijaksanaan, sistem sanksi, dan penghargaan bagi pelaku dan
pengawasan.
Ada dua
faktor penyebab timbul suatu tingkah laku disiplin yaitu kebijaksanaan aturan
itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991:
166).
Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan
bisa tercapai. Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan
dianggap baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya jika
aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan
yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang tidak
mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki sanksi tegas akan membuat orang
untuk mematuhi aturan itu dengan disiplin.
Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa
berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada
siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun
yang berasal dari luar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut,
antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan,
dan (4) tujuan. Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang
bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus
diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda
antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat
dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengaruhi
kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang,
memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan
karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap
baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang
wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan
seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan,
situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan
lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang
bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar
individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga
lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh
terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan
yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan
kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan
jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di
sekolah.
.
Belajar Efektif dan
Efisien
Belajar adalah
aktivitas yang dapat menghasilkan : pemahaman, perubahan tingkah laku dan
timbulnya
kecakapan baru sebagai akibat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Belajar menurut Lindgren (1962:240), belajar terjadi bila telah mencapai pemahaman (learning takes trough insight)
Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat pada artikel berikut ini.
kecakapan baru sebagai akibat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Belajar menurut Lindgren (1962:240), belajar terjadi bila telah mencapai pemahaman (learning takes trough insight)
Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat pada artikel berikut ini.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk Pengertian Disiplin Belajar
Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam
mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat
mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati
dan mengikuti aturan yang ada. Menurut Arikunto (1990:155), peraturan dan tata
tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai
sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan.
Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan
kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan
dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar
mengajar siswa, disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi
yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang mesti dipandang
sebagai manusia seutuhnya.
. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari berbagai
pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2.2.2 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik, teratur
sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut
berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor ekstrinsik
a. Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan
alat-alat yang dipakai untuk belajar.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan kelompok.
2. Faktor intrinsik
a. Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan
kemampuan kognitif.
b. Faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani,
keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit yang diderita
(Suryabrata, 1998:249).
2.2.3 Perlunya Disiplin
Perilaku negatif sebagian peserta didik pada akhir-akhir ini telah
melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hukum,
melanggar tata tertib, melanggar moral agama, dan telah membawa akibat yang
sangat merugikan masyarakat. Menurut Mulyasa (2003:109) penyimpangan
perilaku disebabkan oleh berbagai faktor, seperti latar belakang keluarga dan
masyarakat, kondisi-kondisi khusus, iklim pembelajaran yang kurang kondusif,
dan sikap guru yang kasar atau otoriter.
Menurut Mulyasa (2004:13), sedikitnya terdapat 7 (tujuh) jurus yang perlu
diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2004. Salah satu jurus
tersebut adalah mendisiplinkan peserta didik. Peserta didik perlu didisiplinkan
dengan tujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah
timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang
menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala
peraturan yang ditetapkan.
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan
dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin
mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam praktik hidup di sekolah maupun
di rumah. Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004:35) pentingnya disiplin
bagi para siswa sebagai berikut:
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b. Membantu siswa memahami dan meyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan.
c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap
lingkungannya.
d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu
lainnya.
e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan
bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri
keunggulan.Tu’u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting karena alasan
sebagai berikut:
a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah
pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi
dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan normanorma,
nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat
menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak
ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan
merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal, diantaranya: (1) Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain, (2) Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam belajar siswa secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan belajar sebaiknya siswa menentukkan arah dan tujuan dari belajarnya sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efesien, dan (3) Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa memiliki dan rasa memiliki dan rasanya menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenaranya. Pada saat belajar diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa supaya pada saat belajar menumbuhkan rasa memiliki kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat siswa lebih terfokus pada pelajaran yang siswa pelajari dan bukan pada hal lain.
Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam
mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat
mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati
dan mengikuti aturan yang ada. Menurut Arikunto (1990:155), peraturan dan tata
tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai
sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan.
Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan
kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan
dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar
mengajar siswa, disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi
yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang mesti dipandang
sebagai manusia seutuhnya.
. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari berbagai
pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2.2.2 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik, teratur
sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut
berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor ekstrinsik
a. Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan
alat-alat yang dipakai untuk belajar.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan kelompok.
2. Faktor intrinsik
a. Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan
kemampuan kognitif.
b. Faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani,
keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit yang diderita
(Suryabrata, 1998:249).
2.2.3 Perlunya Disiplin
Perilaku negatif sebagian peserta didik pada akhir-akhir ini telah
melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hukum,
melanggar tata tertib, melanggar moral agama, dan telah membawa akibat yang
sangat merugikan masyarakat. Menurut Mulyasa (2003:109) penyimpangan
perilaku disebabkan oleh berbagai faktor, seperti latar belakang keluarga dan
masyarakat, kondisi-kondisi khusus, iklim pembelajaran yang kurang kondusif,
dan sikap guru yang kasar atau otoriter.
Menurut Mulyasa (2004:13), sedikitnya terdapat 7 (tujuh) jurus yang perlu
diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2004. Salah satu jurus
tersebut adalah mendisiplinkan peserta didik. Peserta didik perlu didisiplinkan
dengan tujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah
timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang
menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala
peraturan yang ditetapkan.
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan
dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin
mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam praktik hidup di sekolah maupun
di rumah. Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004:35) pentingnya disiplin
bagi para siswa sebagai berikut:
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b. Membantu siswa memahami dan meyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan.
c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap
lingkungannya.
d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu
lainnya.
e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan
bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri
keunggulan.Tu’u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting karena alasan
sebagai berikut:
a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah
pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi
dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan normanorma,
nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat
menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak
ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan
merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal, diantaranya: (1) Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain, (2) Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam belajar siswa secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan belajar sebaiknya siswa menentukkan arah dan tujuan dari belajarnya sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efesien, dan (3) Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa memiliki dan rasa memiliki dan rasanya menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenaranya. Pada saat belajar diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa supaya pada saat belajar menumbuhkan rasa memiliki kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat siswa lebih terfokus pada pelajaran yang siswa pelajari dan bukan pada hal lain.
Keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan, perlu memperhatikan
faktor-faktor yang dapat penunjangnya, yaitu :
1) Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak.
Dengan azas perkembangan aspek kognitif, maka cara yang dilakukan perlu
disesuaikan dengan tingkat kemampuan kognitif ini,
2) Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini. Menanamkan
disiplin anak harus dimulai sejak dini seawal mungkin yakni sejak anak mulai
mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa melakukan sendiri (tidak
lagi total independent),
3)Mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin. Dalam usaha
menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis
sebanyak mungkin. Pendekatan yang berorentasi pada kasih sayang harus dipakai
sebagai dasar untuk menciptakan hubungan yang baik,
4)Penggunaan hukuman sebagai bentuk sikap tegas, konsekwensi dan
konsisten. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai bentuk sikap tegas,
konsekwensi dan konsisten dengan dasar bahwa yang dilakukan bukan di anak atau
perasaan anak, melainkan perbuatannya yang melanggar aturan, dan
5) Menanamkan sikap disiplin secara berkelanjutan. Menanamkan
disiplin bukanlah kegiatan sekali jadi melainkan harus berkali-kali melainkan
mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana anak
bisa melakukan sendiri sebagai kebiasaan.
Keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan sangat penting.
Dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebut diharapkan akan lebih
mudah menerapkannya. Dalam hal pembelajaran, maka seorang guru yang telah memahami
faktor-faktor tersebut akan lebih mudah menerapkannya pada siswanya.
Tujuan disiplin sekolah, menurut Maman Rachman (1999) adalah:
1.
memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang,
2.
mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
3.
membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
4.
siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Setidaknya ada dua bentuk
disiplin yang perlu dikembangkan oleh sekolah, yaitu preventif dan korektif.
Disiplin preventif, yaitu upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi
peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat
memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yaitu upaya
mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi
sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan
mengikuti aturan yang ada.
Berbicara tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dari persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa sekolah dasa tampak terlihat dengan jelas seperti: mencontek, datang tidak tepat waktu, berkata tidak sopan, dan tidak tertib baik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat (bisa dilihat pada saat sholat Jum’at dalam masjid). Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai berikut :
Berbicara tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dari persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa sekolah dasa tampak terlihat dengan jelas seperti: mencontek, datang tidak tepat waktu, berkata tidak sopan, dan tidak tertib baik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat (bisa dilihat pada saat sholat Jum’at dalam masjid). Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai berikut :
1.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
2.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi
sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat
menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
3.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang
berasal dari keluarga yang broken home.
4.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum,
kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu
dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam
proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan
ini, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.
Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap
siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang
berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani
berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan
mengembangkan dirinya secara optimal.
2.
Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa
berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki
standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat
rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha
meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada
umumnya.
3.
Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah
terdapat aturan-aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum.
Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong
perilaku negatif atau tidak disiplin.
Sementara itu, Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan
strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
1.
konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima,
hangat dan terbuka;
2.
keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang
efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3.
konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam
mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang
salah;
4.
klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab
pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya
sendiri;
5.
analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai
orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6.
terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab;
dan
7.
disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian
penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan; (modifikasi
perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
8. Disiplin Dalam Kelas
9.
Sasaran objek kajian tentang
disiplin dalam proses belajar mengajar adalah penerapan “tata tertib”. Maka
secara etimologis kedua ungkapan itu berarti “tata tertib kepatuhan”.
Poerwadarminta (1985:231) menyatakan “Disiplin ialah latihan hati dan watak
dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”.
Sedangkan tata berarti aturan, karena disiplin timbul dari kebutuhan untuk
mengadakan keseimbangan antara apa yang dilakukan oleh individu dan apa yang
diinginkan dari orang lain sampai batas-batas tertentu dan memenuhi tuntutan
orang lain dari dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya dan tuntutan
dari perkembangan yang luas.
10.
Selanjutnya Hamalik (1988:5)
mengemukakan definisi disiplin sebagai berikut :
11.
Disiplin mencakup setiap macam
hubungan yang ditujukan untuk membantu siswa agar dia dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan jjuga tentang cara
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan dengan lingkungannya.
Disiplin adalah suatu bentuk tingkah laku di mana seseorang
menaati suatu peratutran dan kebiasaan-kebiasaan sesuai dengan waktu dan
tempatnya. Dan ini hanya dapat dicapai dengan latihan dan Mulai dari Hal-hal Kecil
Bersihkan kamar dan meja kerja Anda. Lalu latihlah untuk selalu
meletakkan barang-barang selalu pada tempat semestinya. Setelah itu, perluaskan
wilayah kedisiplinan itu menjadi rumah atau kantor Anda. Kerapian ini akan
melatih Anda berdisiplin karena memaksa Anda mengatur diri sendiri mulai dari
hal-hal yang remeh.
Organisasikan Diri Anda.
Buatlah jadwal dan patuhi. Buatlah daftar hal-hal yang akan Anda
kerjakan. Gunakan buku agenda harian. Sekarang kita semakin dipermudah dengan
tersedianya organizer di PDA, handphone atau notebook.
Gunakan fasilitas reminderuntuk mengatur waktu Anda. Jika dalam hal
waktu, saja Anda tidak bisa mengendalikan, maka Anda pun cenderung tidak bisa
mengendalikan hal yang lainnya juga.
Gunakan Waktu Luang Secara Produktif
Membaca buku, mendengarkan musik, berjalan-jalan atau ngobrol dengan
teman, adalah cara yang baik sekaligus menghibur untuk "membunuh"
waktu. Carilah hiburan yang menantang dan memacu Anda untuk lebih kreatif.
Tepat Waktu
Jika Anda, punya janjian dengan seseorang, usahakan tepat waktu.
Rasul Paulus mengatakan bahwa menggunakan waktu dengan tepat adalah ciri orang
yang arif (Ef.5:15-16). Itu juga tanda bahwa hidupnya terkelola dengan
baik.baik. Selalu tepat waktu juga pertanda bahwa orang itu selalu menghargai
orang lain.
Tepati Janji
"Jangan kerjakan apa yang tidak bisa kamu lakukan," kata
George Washington muda pada dirinya sendiri, "tepatilah yang telah kamu
janjikan." Jika Anda akan membuat janji, pertimbangkan masak-masak. Salah
satu dari aspek disiplin adalah menilai diri Anda, apakah memiliki waktu dan
kemampuan untuk melakukan sesuatu. Begitu Anda menjanjikannya maka dengan
disiplin diri akan memampukan Anda untuk mewujudkannya.
Kerjakan Tugas yang Paling Sulit dan Prioritas Tinggi Lebih Dulu.
Banyak orang yang justru mengerjakan lebih dulu tugas paling
mudah, yang berprioritas rendah. Akibatnya ketika tenaga, dan waktu mereka
sudah habis, mereka tidak mampu lagi menyelesaikan tugas yang lebih sulit dan
lebih penting itu.
Terimalah Nasihat
Nasihat dapat membentuk kedisiplinan dengan menunjukkan apa saja
perlu dihindari. Karena itu terimalah nasihat (termasuk juga kritik) dengan
sukacita. Salomo menulis.
"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau
menjadi bijak di masa depan!' (Am. 19:20). Baca juga Amsal 15:3 1-32
Praktikkan Penyangkalan Diri
Belajarlah untuk menolak hawa nafsu yang negatif. Sesekali,
tolaklah keinginan yang membuat Anda menikmatinya. Misalnya jika Anda suka
tidur siang, cobalah untuk mencari kegiatan selama siang itu. jika Anda suka
minum kopi setelah bangun tidur, cobalah minum air putih saja. Dengan menahan
diri seperti ini, akan melatih Anda mengendalikan tubuh Anda.
Terimalah Tanggung Jawab
Tawarkan diri Anda. untuk mengerjakan tugas tertentu. Dengan
begitu, Anda mendapat kesempatan untuk berlatih mengelola waktu.
Jadi disiplin belajar adalah suatu perbuatan dan kegiatan
belajar yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
sebelumnya. Kedisiplinan belajar sebagai suatu keharusan yang harus ditaati
oleh setiap person dalam suatu organisasi, dengan sendirinya memiliki aktifitas
yang bernilai tambah. Unsur pokok dalam disiplin belajar siswa adalah tertib
kearah siasat. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai hubungan
yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan dating. Pada mulanya
disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang menekan kebebasan siswa, tetapi
bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang seharusnya dipatuhi secara sadar
untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan Mulai dari Hal-hal Kecil
Bersihkan kamar dan meja kerja Anda. Lalu latihlah untuk selalu
meletakkan barang-barang selalu pada tempat semestinya. Setelah itu, perluaskan
wilayah kedisiplinan itu menjadi rumah atau kantor Anda. Kerapian ini akan
melatih Anda berdisiplin karena memaksa Anda mengatur diri sendiri mulai dari
hal-hal yang remeh.
Organisasikan Diri Anda.
Buatlah jadwal dan patuhi. Buatlah daftar hal-hal yang akan Anda
kerjakan. Gunakan buku agenda harian. Sekarang kita semakin dipermudah dengan
tersedianya organizer di PDA, handphone atau notebook.
Gunakan fasilitas reminderuntuk mengatur waktu Anda. Jika dalam hal
waktu, saja Anda tidak bisa mengendalikan, maka Anda pun cenderung tidak bisa
mengendalikan hal yang lainnya juga.
Gunakan Waktu Luang Secara Produktif
Membaca buku, mendengarkan musik, berjalan-jalan atau ngobrol dengan
teman, adalah cara yang baik sekaligus menghibur untuk "membunuh"
waktu. Carilah hiburan yang menantang dan memacu Anda untuk lebih kreatif.
Tepat Waktu
Jika Anda, punya janjian dengan seseorang, usahakan tepat waktu.
Rasul Paulus mengatakan bahwa menggunakan waktu dengan tepat adalah ciri orang
yang arif (Ef.5:15-16). Itu juga tanda bahwa hidupnya terkelola dengan
baik.baik. Selalu tepat waktu juga pertanda bahwa orang itu selalu menghargai
orang lain.
Tepati Janji
"Jangan kerjakan apa yang tidak bisa kamu lakukan," kata
George Washington muda pada dirinya sendiri, "tepatilah yang telah kamu
janjikan." Jika Anda akan membuat janji, pertimbangkan masak-masak. Salah
satu dari aspek disiplin adalah menilai diri Anda, apakah memiliki waktu dan
kemampuan untuk melakukan sesuatu. Begitu Anda menjanjikannya maka dengan
disiplin diri akan memampukan Anda untuk mewujudkannya.
Banyak orang yang justru mengerjakan lebih dulu tugas paling
mudah, yang berprioritas rendah. Akibatnya ketika tenaga, dan waktu mereka
sudah habis, mereka tidak mampu lagi menyelesaikan tugas yang lebih sulit dan
lebih penting itu.
Terimalah Nasihat
Nasihat dapat membentuk kedisiplinan dengan menunjukkan apa saja
perlu dihindari. Karena itu terimalah nasihat (termasuk juga kritik) dengan
sukacita. Salomo menulis.
"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau
menjadi bijak di masa depan!' (Am. 19:20). Baca juga Amsal 15:3 1-32
Praktikkan Penyangkalan Diri
Belajarlah untuk menolak hawa nafsu yang negatif. Sesekali,
tolaklah keinginan yang membuat Anda menikmatinya. Misalnya jika Anda suka
tidur siang, cobalah untuk mencari kegiatan selama siang itu. jika Anda suka
minum kopi setelah bangun tidur, cobalah minum air putih saja. Dengan menahan
diri seperti ini, akan melatih Anda mengendalikan tubuh Anda.
Terimalah Tanggung Jawab
Tawarkan diri Anda. untuk mengerjakan tugas tertentu. Dengan
begitu, Anda mendapat kesempatan untuk berlatih mengelola waktu.
Bagaimana Cara Membangun Disiplin Diri?
Salah
satu pondasi yang dibutuhkan semua orang untuk meraih suksesadalah
kedisiplinan. Membiasakan diri untuk selalu disiplin dalam segala hal membuat
seseorang belajar bekerja secara terencana, hingga semua kewajiban yang menjadi
tugas utamanya dapat terselesaikan dengan tuntas.
Namun
sayangnya, selama ini sebagian besar orang masih beranggapan bahwa sebuah
kedisiplinan hanya akan membatasi diri kita untuk memiliki kebebasan. Hampir
semua kegiatan maupun kewajiban telah diatur sesuai jadwal, sehingga banyak
orang merasa terpaksa untuk mengikuti semua jadwal yang telah ditentukan.
Hal
inilah yang sering membuat seseorang merasa berat untuk mulai berdisiplin. Dan
lebih memilih bebas melakukan semua kegiatan sesuai dengan keinginan hatinya.
Padahal tanpa membiasakan diri untuk disiplin, mustahil seseorang dapat meraih
suksesnya. Lalu, Bagaimana cara membangun disiplin
diri?
Mari kita bahas bersama
hal-hal apa saja yang sebaiknya Anda lakukan, agar kedisiplinan dapat
tertananam dalam diri Anda.
Pertama,
mulailah dengan memotivasi diri Anda
sendiri.Hal utama yang Anda perlukan untuk membangun
disiplin yaitu memotivasi diri Anda untuk terbiasa disiplin dalam berbagai
kesempatan. Mungkin pada awalnya kebiasaan ini cukup berat untuk Anda jalankan,
namun setelah Anda dipaksa menjalankannya setiap hari, maka lama-kelamaan hal
tersebut akan menjadi budaya yang tertanam kuat dalam diri Anda.
Kedua,
membuat target yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Dengan
membuat sebuah target dengan batas waktu tertentu, maka secara tidak langsung
Anda akan mulai belajar disiplin dan merencanakan segala hal dengan teratur,
guna mencapai target sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Meskipun
berawal dari perasaan terpaksa, namun jika dilakukan berulang-ulang maka pada
akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang Anda lakukan dengan suka rela.
Ketiga,
biasakan untuk tidak menunda segala tugas Anda.Sebisa
mungkin kerjakan semua tugas dengan segera, sebab semakin lama Anda menunda
sebuah pekerjaan maka akan semakin sulit juga Anda untuk memulainya kembali.
Inilah yang menjadi kebiasaan buruk kita, terbiasa menggampangkan sebuah
pekerjaan dan menundanya hingga akhirnya hasil yang didapatkan juga kurang
optimal.
Keempat,
memiliki tekad dan komitmen yang kuat. Tanpa
adanya tekad dan komitmen yang kuat, maka semua jadwal yang telah Anda susun
dan semua target yang telah Anda tentukan hanya akan menjadi wacana saja.
Karena itu, kuatkan tekad dan komitmen Anda untuk mulai belajar disiplin. Bila
Anda masih kesulitan, mulailah dari hal-hal yang paling mudah. Hingga akhirnya
tekad dan komitmen Anda semakin hari semakin meningkat.
Kelima, action (lakukan)
dari sekarang. Setelah
Anda merencanakan semua jadwal dengan rapi, dan berkomitmen kuat untuk belajar
disiplin. Selanjutnya terapkan semuanya dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Biasakan budaya disiplin dari sekarang, dan lihatlah perubahan besar yang akan
Anda dapatkan.
Pastikan
budaya disiplin telah tertanam dalam diri Anda, karena berawal dari sebuah
kedisiplinan segala kendala meraih suksesdapat Anda lewati dengan
baik. Semoga sedikit motivasi bisnisuntuk pekan ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Selamat berkarya dan salam sukses.
Generasi Muda Harus Bisa Disiplin Diri!
Disiplin diri mungkin bagi sebagian besar orang
adalah suatu kata yang memiliki makna suatu beban dalam menjalani setiap
aktifitas, bukan kah begitu? Seakan-akan sikap disiplin itu seperti suatu
peraturan yang sangat mengekang, sehingga kita tidak bisa melakukan berbagai
aktifitas sesuai keinginan kita. Kalau memang kita ingin berhasil, seharusnya
sikap disiplin diri memang terus kita terapkan dalam kehidupan kita.
Suatu sikap disiplin memang bertujuan untuk mengatur
keberhasilan kita, jadi seharusnya kita tidak berpikiran negatif dengan sikap
disiplin. Bukan kah sejak kita bersekolah dasar sudah diajarkan tentang
pentingnya disiplin diri dalam kehidupan? Karena dengan disiplin maka akan ada
jalur atau jalan bagi kita untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Sebenarnya sikap
disiplin itu merupakan bagian dari penjalanan rencana yang kita buat untuk
meraih suatu keberhasilan atau tujuan, kalau suatu tujuan yang hendak diraih
itu kita lakukan tanpa adanya rencana bukan kah akan lebih sulit? Maka dari
itu, dengan disiplin diri itu berarti kita menerapkan rencana yang telah kita
buat untuk meraih suatu tujuan tertentu akan lebih mudah.
Terkadang suatu kedisiplinan ada yang mewajibkan kita untuk
melaksanakannya, sehingga tak jarang ada kedisiplinan yang menggunakan hukuman
bagi yang tidak melaksanakannya. Suatu kedisiplinan yang baik memang yang
menggunakan hukuman bagi pelanggarnya, dengan begitu di dalam pikiran kita akan
tertanam suatu pola pikir yang akan selalu berusaha untuk
melaksanakannya.
Jadi mungkin kalau
memang kita hendak mengikuti suatu aturan kedisiplinan, sebaiknya kita tahu
betul mengenai apa tujuan yang hendak kita raih, sehingga kita bisa mengikuti
aturan kedisiplianan tersebut dengan nyaman tanpa adanya paksaan. Oleh sebab
itu, terkadang masih banyak orang yang suka protes dengan suatu aturan tertentu
yang sudah dibuat, karena orang itu tidak begitu mengetahui tujuan yang hendak
dia raih.
Sikap disiplin diri merupakan suatu aktifitas
yang akan kita lakukan secara berulang-ulang, jadi kita harus benar-benar
mengetahui dan menyadari mengenai tujuan yang akan kita raih itu. Tentu tidak
lucu dong, kalau kita mengikuti aturan kedisiplinan tapi kita sendiri tidak
tahu tujuan apa yang hendak kita raih, tentu saja ada kemungkinan kita untuk
memberontak dengan aturan kedisiplinan yang ada.
Setiap aturan kedisiplinan pasti akan selalu berdampingan dengan tujuan
yang akan diraih. Seperti misalnya aturan
kedisiplinan di sekolah, aturan kedisiplinan di sekolah pasti bertujuan untuk
membuat kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran proses belajarnya. Jadi bagi
Anda yang merasa tidak senang dengan aturan di sekolah atau lingkungan
Anda, itu berarti tujuan Anda memang tidak sama dengan tujuan di sekolah
atau lingkungan Anda itu.
Agar suatu tujuan tertentu bisa diraih secara baik, maka
sikap disiplin diri sangat diperlukan di sini, untuk itu tetapkan tujuan
kita sebelumnya secara benar agar kita benar-benar bisa menerapkan semua sikap disiplin
diri secara baik
pula. Karena memang sikap disiplin itu diciptakan untuk membantu kita meraih
suatu tujuan tertentu atau kesuksesan tertentu.
Terkadang suatu kedisiplinan ada yang mewajibkan kita untuk
melaksanakannya, sehingga tak jarang ada kedisiplinan yang menggunakan hukuman
bagi yang tidak melaksanakannya. Suatu kedisiplinan yang baik memang yang
menggunakan hukuman bagi pelanggarnya, dengan begitu di dalam pikiran kita akan
tertanam suatu pola pikir yang akan selalu berusaha untuk
melaksanakannya.
Jadi mungkin kalau
memang kita hendak mengikuti suatu aturan kedisiplinan, sebaiknya kita tahu
betul mengenai apa tujuan yang hendak kita raih, sehingga kita bisa mengikuti
aturan kedisiplianan tersebut dengan nyaman tanpa adanya paksaan. Oleh sebab
itu, terkadang masih banyak orang yang suka protes dengan suatu aturan tertentu
yang sudah dibuat, karena orang itu tidak begitu mengetahui tujuan yang hendak
dia raih.
Sikap disiplin diri merupakan suatu aktifitas
yang akan kita lakukan secara berulang-ulang, jadi kita harus benar-benar
mengetahui dan menyadari mengenai tujuan yang akan kita raih itu. Tentu tidak
lucu dong, kalau kita mengikuti aturan kedisiplinan tapi kita sendiri tidak
tahu tujuan apa yang hendak kita raih, tentu saja ada kemungkinan kita untuk
memberontak dengan aturan kedisiplinan yang ada.
Setiap aturan kedisiplinan pasti akan selalu berdampingan dengan tujuan
yang akan diraih. Seperti misalnya aturan
kedisiplinan di sekolah, aturan kedisiplinan di sekolah pasti bertujuan untuk
membuat kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran proses belajarnya. Jadi bagi
Anda yang merasa tidak senang dengan aturan di sekolah atau lingkungan
Anda, itu berarti tujuan Anda memang tidak sama dengan tujuan di sekolah
atau lingkungan Anda itu.
Agar suatu tujuan tertentu bisa diraih secara baik, maka
sikap disiplin diri sangat diperlukan di sini, untuk itu tetapkan tujuan
kita sebelumnya secara benar agar kita benar-benar bisa menerapkan semua sikap disiplin
diri secara baik
pula. Karena memang sikap disiplin itu diciptakan untuk membantu kita meraih
suatu tujuan tertentu atau kesuksesan tertentu.