Karena kerajaan Sriwijaya terletak di tepi sungai Musi dekat pantai atau di persimpangan jalan/jalur perdagangan internasional. Karena itu Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan ekonomi melalui pajak kapal-kapal yang singgah dan melakukan bongkar muat, serta kegiatan ekspor seperti gading, kulit, binatang liar, rempah, emas dll.
Karena selat malaka lah tempat singgah para pedagan
dari India maupun Cina. Hubungan antara kerajaan Sriwijaya dengan Cina semakin
kuat dengan adanya kontak dagang atau kegiatan ekonomi di selat malaka.
Sebelum ke unsur-unsur, yang pertama untuk menjadi
kerajaan maritim ialah tempat yang strategis yakni di dekat perairan laut.
Setelah itu unsur-unsur yang harus dikuasai seperti mampu mengolah hasil
lautnya menjadi sumber ekonomi. Melakukan kegiatan perdagangan atau kontak
dagang dengan negara lain secara baik dan membentuk armada angkatan laut yang
kuat untuk mengawasi daerah perairannya dengan baik.
Banyak sekali bukti yang menunjukan kebesaran
kerajaaan Sriwijaya seperti :
a. Prasasti Kudukan Bukit
b. Prasasti Talang Tuo
c. Prasasti Ligor
d. Berita Cina (I-tsing)
e. Prasasti Telaga Batu
f. Prasasti Kota Kapur
Sekarang kita belum bisa mengandalkan perekonomian
dari hasil laut dengan baik. Terlalu banyak campur tangan negara asing dalam
pemanfaatan hasil laut. Banyak yang harus diperbaiki seperti : pemanfaatan
teknologi dalam mengelola hasil laut, koordinasi antar daerah penghasil
kekayaan laut dengan pusat, pengawasan kekayaan laut negara kita dengan cara
memperkuat armada laut atau TNI AL untuk mampu menjaga % mengawasi laut dari
ancaman luar.