Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia


Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya, Pembukaan juga merupakan sumber dari “cita hukum” dan ”cita-cita moral” yang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Makna yang Terkandung dalam pembukaan UUD 1945 per-alinea:
1. Alinea Pertama: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu ,maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
v    Makna Alinea Pertama:
  1. Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk.
  2. Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan diatas dunia.
  3. Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
  4. Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk berdiri sendiri.
2. Alinea Kedua: Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesiatelah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia.
v    Makna Alinea Kedua:
  1. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan pergerakan melawan penjajah.
  2. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
  3. Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,bersatu ,berdaulat,adil dan makmur.
3. Alinea Ketiga: Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
v    Makna Alinea ketiga:
  1. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Alllah Yang Maha Kuasa.
  2. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan kehidupan dunia maupun akhirat
  3. Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekan
4. Alinea Keempat: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social,maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang berbentuk Undang-Undang Dasar, dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
v    Makna Alinea Keempat:
  1. Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia,yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c.Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial
  1. Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar 1945.
  2. Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia.
  3. Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi)  
  4. Dasar Negara Pancasila



Read More
Shalat Jama’ dan Qashar

Shalat Jama’ dan Qashar

A. Pengertian Shalat Jama’ dan hukumnya
Shalat jama’ artinya shalat yang dikumpulkan dari dua shalat dalam satu waktu, yaitu shalat dzuhur dengan shalat ashar dan shalat maghrib dengan shalat isya. Adapun hukum melakukannya rukhsha (keringanan) berarti jaiz (boleh). Dilaksanakannya boleh di awal (taqdim) boleh di akhir (takhir). Ini dilakukan saaat berpergiaan (musafir) atrau dalam perang atau  karena hujan lebat.
Dari Mua’adz r.a, bahwasannya Nabi SAW. Dalam perang tabuk apabila matahari telah tergelincir sebelum ia pergi maka ia menjama’ zhuhur dengan ashar (taqdim) dan apabila ia berangkat sebelum tergelincir matahari ia akhirkan zhuhur sehingga datang ashar (takhir) dan shalat maghrib pun demikian.

B. Pengertian Shalat qashar dan Hukumnya
Adapun Qashar artinya meringkas shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Inipun dilakukan dalam perjalanan dan ini biasa disertakan shalat jama’.
Firman Allah SWT :

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي اٌلأَرْضِ فَلْىَسَ عَلَىِكُمْ خُنَا حُ أَ نْ تَقْصُرُوْ أ مِنَ ا لصَّلَوَ ةِ إِ نْ خِفْتُمْ أَ ن ىَفْتِنَكُمُ ا لَّذِ ىْنَ كَفَرُ وَا إِنَّ الْكَفِرِ ىْنَ كَا نُوْا لَكُمْ عَدُ وُّا مُّبِىْنًا                                                             

Dan apabila kamu berpergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Q.S An-Nisa : 101)


Jadi bagi musafir dalm melakukan jama’ saja atau jama’ dan qashar. Hukum melaksanakannya shalat jama’ dan qashar yaitu jaiz (boleh).
Read More
Kepemimpinan

Kepemimpinan


A. Pengertian Kepemimpinan
 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan.

B. Mengapa Perlu Pelatihan Kepemimpinan
1.  Untuk menjadi seorang pemimpin tidak saja dibutuhkan bakat, tetapi          juga dibutuhkan kemampuan dan keahlian yang dilatih sejak muda.
2. Mencapai kepemimpinan yang  berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
(a) ambisi pribadi, 
(b) kemauan dan keinginan sepihak, dan
(c) kebanggaan dan penolakan 
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

C. Hasil Yang diharapkan
 1. Adanya kesatuan persepsi tentang:
    (a.) Perlunya pelatihan dalam kepemimpinan
    (b). Fungsi pemimpin dan kerja sama tim
        yang sinergik
    (c). Pengertian, tipe-tipe, dan prinsip-
         prinsip kepemimpinan.
2. Adanya pemahaman diri dalam pola kepemimpinan (kelebihan, kekurangan dan cara memperbaiki kekurangan).

D. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1.     Tipe Otokrasi
2.     Tipe Laissez Faire
3.     Tipe Paternalistik
4.     Tipe Militeristik
5.     Tipe Demokratis
6.     Tipe Open Leadership







1. Tipe Otokrasi
a. Mengandalkan kepada kekuatan/kekuasaan
b. Menganggap dirinya paling berkuasa.
c. Keras dalam mempertahankan prinsip
d. Jauh dari para bawahan
     e. Perintah diberikan secara paksa

2. Tipe Laissez Faire
a. Memberi kebebasan kepada para bawahan
b. Pimpinan tidak terlibat dalamkegiatan
c. Semua pekerjaan dan tanggungjawab dilimpahkan kepada bawahan
d. Tidak mempunyai wibawa
e. Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik

3. Tipe Paternalistik
a. Pemimpin bertindak sebagai bapak
b. Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c. Selalu memberikan perlindungan
d. Keputusanada ditangan pemimpin

4. Tipe Militeristik
a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b. Menggunakan sistem komando/perintah
c. Segala sesuatu bersifat formal
d. Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku

5. Tipe Demokratis
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
b. Bersifat terbuka
   c. Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-idebaru
d. Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
e. Menghargai potensi individu

6. Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

e. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

f. Tugas dan Peranan Pemimpin
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
2. Pemimpin adalah pemegang tang-gung jawab dan        mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
5. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

g. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
a. Pemimpin adalah seorang yang yang belajar seumur hidup
b. Berorientasi pada pelayanan
c. Membawa energi yang positif
d. Percaya pada orang lain
e. Keseimbangan dalam kehidupan
f. Melihat kehidupan sebagai tantangan
g. Latihan mengembangkan diri sendiri











Read More
Perilaku Tercela

Perilaku Tercela

     
                     

PENDAHULUAN
    Pendidikan Agama Islam merupakan bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain sering kali beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nalai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.    
    Pembelajaran ini di buka di buka mulai dari  Perilaku Tercela bukuini terbagi menjadi ke dalam 5 BAB sebagai berikut : 
BAB 1 Ananiah
     BAB ini memuat tentang peringatan sifat, bahaya, dan cara menghindari perilaku  Ananiah .
Bab 2 Ghodob 
   BAB ini memuat tentang perngertian bahaya dan cara menghindari Ghodob dan cara pengertian Ghodob
BAB 5 Naminah
  BAB ini membuat tentang Peringatan , Contoh Perilaku,dan cara menghindari Naminah






BAB 2
B. Gadab
1. Pengertian Gadab
Gadab (marah) secara bahasa artinya keras, kasar, dan padat. Orang yang marah (pemarah) di sebut gadib. Gadab merupakan antonim(lawan kata)dari rida dan hilm(murah hati). Secara istilah, gadab berarti sikap seseorang yang mudah marah karena tidak senang terhadap perlakuan atau perbuatan orang lain. Amarah selalu mendorong manusia bertingkah laku buruk atau jahat. Seorang pemarah tergolong lemah imannya karena berpandangan picik dan tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya. Sebaliknya, jika seorang berpandangan luas dan dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka ia akan bersikap arif atau bijaksana dalam menyelesaikan setiap masalah.
Orang mukmin yang baik selalu bersedia memaafkan kesalahan saudaranya, baik yang diminta ataupun tidak,karena hanya mengharapkan keridaan Allah swt.
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ( QS. Ali Imran : 134 )
Contoh Ghadab; marah tanpa sebab, mudah tersinggung, tidak bisa mengendalikan diri.

2. Menghindari Perilaku Gadab
Adapun untuk menghindari perilaku gadab diantaranya:
a. Senantiasa membaca istigfar sambil menarik napas panjang.
b. Meninggalkan factor-faktor yang menyebabkan timbulnya marah.
c. Menyadari bahwa perilaku amarah sangat dibenci Allah swt. dan manusia
d. Berusaha belajar memiliki sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain.

3. Akibat buruk sifat ghadab atau pemarah antara lain :
a. Dibenci Allah, Rasul-Nya, dan manusia.
b. Dapat merusak iman seseorang.
c. Menimbulkan dendam dan sakit hati.
d..Menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan , sehingga merusak persahabatan dan persaudaraan.









BAB 3
A.   Hasad
1. Pengertian Hasad
Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci, tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Secara istilah ialah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan atau karunia dari Allah swt. Hasad biasanya timbul karena adanya permusuhan dan atau persaingan untuk saling menjatuhkan. Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat berbahaya, karena harus dijauhi. Apabila dibiarkan ,akan dapat merusak dan menghilangkan semua amal kebaikan seseorang.
Rasulullah saw. bersabda :
Artinya : “jauhkanlah dirimu dari sifat hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan , ibarat api yang membakar kayu.” (HR. Abu Daud )
Contoh Hasad; mencemarkan nama baik orang lain, menjelek-jelekan orang lain karena iri, dan suka memusuhi orang lain.

2. Menghindari Perilaku Hasad
Cara menghindari perilaku hasad antara lain :
a. Berusaha untuk mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah swt.
b. Menyadari bahwa perilaku hasad sangat berbahaya dan harus dijauhi
c. Menyadari bahwa perilaku hasad dapat menghapus segala kebaikan yang dilakukan
d. Berpikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita.
e. Tetap percaya diri dan optimis dengan kekurangan yang kita miliki.
    


Read More
DISIPLIN

DISIPLIN


Fungsi Kedisiplinan di Sekolah
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar.
Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu tindakan, perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasehat, larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur, patuh, hormat, tenggang rasa dan berdisiplin.
Di samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan itu.
Dalam kontek tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah yang kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya di sekolah yang kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah itu akan rendah.
Tu’u (2004: 38) menyatakan fungsi kedisiplinan di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
2) Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekutan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
6) Mencipta Lingkungan Kondusif

Belajar Efektif dan Efisien

Belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan : pemahaman, perubahan tingkah laku dan timbulnya
kecakapan baru sebagai akibat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Belajar menurut Lindgren (1962:240), belajar terjadi bila telah mencapai pemahaman (learning takes trough insight)
Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat pada artikel berikut ini.
rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial.
Apabila peraturan sekolah tanpa tata tertib, akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku liar, yang pada gilirannya mengganggu kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini, penerapan dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
Dalam hal itu, menurut Maman Rachman (dalam Tu’u 2004: 35-36), pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:
a) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya terhadap lingkungannya.
d) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.
e) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g) Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h) Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberi gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil dengan kepribadian unggul. Di sana ada dan terjadi kompetisi positif diantara mereka.
Untuk mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut, diperlukan pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya Wardiman mengatakan bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam diri seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin.
c. Unsur-Unsur Disiplin
Hurlock (2002: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.
Disiplin itu lahir, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau attitudemerupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi kelakuan manusia.
Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi pengarah dan pedoman tadi mewujudkan sikap mental berupa perbuatan atau tingkah laku. Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang menunjukkan perilaku disiplin atau tidak disiplin.
d. Penanggulangan Disiplin
Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan para siswa berhasil dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses. Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Siswa terpacu untuk mengoptimalkan potensi dan hasil dirinya.
Penanggulangan masalah disiplin yang terjadi di sekolah menurut Singgih Gunarsa (dalam Tu’u 2004: 57) dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan kuratif. Mendorong siswa melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata tertib itu baik untuk perkembangan dan keberhasilan sekolah.
Disiplin individu yang baik menunjang peningkatan hasil belajar dan perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan nasehat, peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif merupakan upaya pembinaan dan pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah diberi sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan, memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya.
Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang,. Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana pengoptimalannya.
Sehubungan manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka agar manusia memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan aturan maka perlu upaya optimalisasi daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk penanaman disiplin dan kepatuhan. Upaya-upaya tersebut baik melalui pembiasaan-pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan yang mengatur tingkah lakunya, kebijaksanaan, sistem sanksi, dan penghargaan bagi pelaku dan pengawasan.
Ada dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku disiplin yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991: 166).
Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan dianggap baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya jika aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang tidak mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki sanksi tegas akan membuat orang untuk mematuhi aturan itu dengan disiplin.
Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan, dan (4) tujuan. Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah.

.
Belajar Efektif dan Efisien
Belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan : pemahaman, perubahan tingkah laku dan timbulnya
kecakapan baru sebagai akibat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Belajar menurut Lindgren (1962:240), belajar terjadi bila telah mencapai pemahaman (learning takes trough insight)
Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat pada artikel berikut ini.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk Pengertian Disiplin Belajar
Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam
mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat
mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati
dan mengikuti aturan yang ada. Menurut Arikunto (1990:155), peraturan dan tata
tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai
sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan.
Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan
kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan
dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar
mengajar siswa, disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi
yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang mesti dipandang
sebagai manusia seutuhnya.
. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari berbagai
pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2.2.2 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik, teratur
sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut
berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor ekstrinsik
a. Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan
alat-alat yang dipakai untuk belajar.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan kelompok.
2. Faktor intrinsik
a. Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan
kemampuan kognitif.
b. Faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani,
keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit yang diderita
(Suryabrata, 1998:249).
2.2.3 Perlunya Disiplin
Perilaku negatif sebagian peserta didik pada akhir-akhir ini telah
melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hukum,
melanggar tata tertib, melanggar moral agama, dan telah membawa akibat yang
sangat merugikan masyarakat. Menurut Mulyasa (2003:109) penyimpangan
perilaku disebabkan oleh berbagai faktor, seperti latar belakang keluarga dan
masyarakat, kondisi-kondisi khusus, iklim pembelajaran yang kurang kondusif,
dan sikap guru yang kasar atau otoriter.
Menurut Mulyasa (2004:13), sedikitnya terdapat 7 (tujuh) jurus yang perlu
diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2004. Salah satu jurus
tersebut adalah mendisiplinkan peserta didik. Peserta didik perlu didisiplinkan
dengan tujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah
timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang
menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala
peraturan yang ditetapkan.
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan
dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin
mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam praktik hidup di sekolah maupun
di rumah. Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004:35) pentingnya disiplin
bagi para siswa sebagai berikut:
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b. Membantu siswa memahami dan meyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan.
c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap
lingkungannya.
d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu
lainnya.
e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan
bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri
keunggulan.Tu’u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting karena alasan
sebagai berikut:
a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah
pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi
dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan normanorma,
nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat
menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak
ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan
merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal, diantaranya: (1) Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain, (2) Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam belajar siswa secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan belajar sebaiknya siswa menentukkan arah dan tujuan dari belajarnya sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efesien, dan (3) Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa memiliki dan rasa memiliki dan rasanya menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenaranya. Pada saat belajar diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa supaya pada saat belajar menumbuhkan  rasa memiliki kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat siswa lebih terfokus pada pelajaran yang siswa pelajari dan bukan pada hal lain.
Keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan, perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat penunjangnya, yaitu :
1) Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak. Dengan azas perkembangan aspek kognitif, maka cara yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan kognitif ini,
2) Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini. Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini seawal mungkin yakni sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa melakukan sendiri (tidak lagi total independent),
3)Mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin. Pendekatan yang berorentasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar untuk menciptakan hubungan yang baik,
4)Penggunaan hukuman sebagai bentuk sikap tegas, konsekwensi dan konsisten. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai bentuk sikap tegas, konsekwensi dan konsisten dengan dasar bahwa yang dilakukan bukan di anak atau perasaan anak, melainkan perbuatannya yang melanggar aturan, dan
5) Menanamkan sikap disiplin secara berkelanjutan. Menanamkan disiplin bukanlah kegiatan sekali jadi melainkan harus berkali-kali melainkan mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri sebagai kebiasaan.
Keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan sangat penting. Dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebut diharapkan akan lebih mudah menerapkannya. Dalam hal pembelajaran, maka seorang guru yang telah memahami faktor-faktor tersebut akan lebih mudah menerapkannya pada siswanya.
Tujuan disiplin sekolah, menurut Maman Rachman (1999) adalah:
1.            memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
2.            mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
3.            membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
4.            siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Setidaknya ada dua bentuk disiplin yang perlu dikembangkan oleh sekolah, yaitu preventif dan korektif. Disiplin preventif, yaitu upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yaitu upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.

Berbicara tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dari persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa sekolah dasa tampak terlihat dengan jelas seperti: mencontek, datang tidak tepat waktu, berkata tidak sopan, dan tidak tertib baik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat (bisa dilihat pada saat sholat Jum’at dalam masjid). Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.

Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai berikut :
1.            Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
2.            Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
3.            Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
4.            Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.            Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
2.            Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
3.            Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
Sementara itu, Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
1.            konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka;
2.            keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3.            konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;
4.            klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
5.            analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6.            terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan
7.            disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan; (modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
8.     Disiplin Dalam Kelas
9.     Sasaran objek kajian tentang disiplin dalam proses belajar mengajar adalah penerapan “tata tertib”. Maka secara etimologis kedua ungkapan itu berarti “tata tertib kepatuhan”. Poerwadarminta (1985:231) menyatakan “Disiplin ialah latihan hati dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”. Sedangkan tata berarti aturan, karena disiplin timbul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang dilakukan oleh individu dan apa yang diinginkan dari orang lain sampai batas-batas tertentu dan memenuhi tuntutan orang lain dari dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya dan tuntutan dari perkembangan yang luas.
10.  Selanjutnya Hamalik (1988:5) mengemukakan definisi disiplin sebagai berikut :
11.  Disiplin mencakup setiap macam hubungan yang ditujukan untuk membantu siswa agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan jjuga tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan dengan lingkungannya.

Disiplin adalah suatu bentuk tingkah laku di mana seseorang menaati suatu peratutran dan kebiasaan-kebiasaan sesuai dengan waktu dan tempatnya.  Dan ini hanya dapat dicapai  dengan latihan dan Mulai dari Hal-hal Kecil
Bersihkan kamar dan meja kerja Anda. Lalu latihlah untuk selalu meletakkan barang-barang selalu pada tempat semestinya. Setelah itu, perluaskan wilayah kedisiplinan itu menjadi rumah atau kantor Anda. Kerapian ini akan melatih Anda berdisiplin karena memaksa Anda mengatur diri sendiri mulai dari hal-hal yang remeh.

Organisasikan Diri Anda.
Buatlah jadwal dan patuhi. Buatlah daftar hal-hal yang akan Anda kerjakan. Gunakan buku agenda harian. Sekarang kita semakin dipermudah dengan tersedianya organizer di PDA, handphone atau notebook. Gunakan fasilitas reminderuntuk mengatur waktu Anda. Jika dalam hal waktu, saja Anda tidak bisa mengendalikan, maka Anda pun cenderung tidak bisa mengendalikan hal yang lainnya juga.

Gunakan Waktu Luang Secara Produktif
Membaca buku, mendengarkan musik, berjalan-jalan atau ngobrol dengan teman, adalah cara yang baik sekaligus menghibur untuk "membunuh" waktu. Carilah hiburan yang menantang dan memacu Anda untuk lebih kreatif.

Tepat Waktu
Jika Anda, punya janjian dengan seseorang, usahakan tepat waktu. Rasul Paulus mengatakan bahwa menggunakan waktu dengan tepat adalah ciri orang yang arif (Ef.5:15-16). Itu juga tanda bahwa hidupnya terkelola dengan baik.baik. Selalu tepat waktu juga pertanda bahwa orang itu selalu menghargai orang lain.

Tepati Janji
"Jangan kerjakan apa yang tidak bisa kamu lakukan," kata George Washington muda pada dirinya sendiri, "tepatilah yang telah kamu janjikan." Jika Anda akan membuat janji, pertimbangkan masak-masak. Salah satu dari aspek disiplin adalah menilai diri Anda, apakah memiliki waktu dan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Begitu Anda menjanjikannya maka dengan disiplin diri akan memampukan Anda untuk mewujudkannya.

Kerjakan Tugas yang Paling Sulit dan Prioritas Tinggi Lebih Dulu.
Banyak orang yang justru mengerjakan lebih dulu tugas paling mudah, yang berprioritas rendah. Akibatnya ketika tenaga, dan waktu mereka sudah habis, mereka tidak mampu lagi menyelesaikan tugas yang lebih sulit dan lebih penting itu.

Terimalah Nasihat
Nasihat dapat membentuk kedisiplinan dengan menunjukkan apa saja perlu dihindari. Karena itu terimalah nasihat (termasuk juga kritik) dengan sukacita. Salomo menulis.
"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan!' (Am. 19:20). Baca juga Amsal 15:3 1-32

Praktikkan Penyangkalan Diri
Belajarlah untuk menolak hawa nafsu yang negatif. Sesekali, tolaklah keinginan yang membuat Anda menikmatinya. Misalnya jika Anda suka tidur siang, cobalah untuk mencari kegiatan selama siang itu. jika Anda suka minum kopi setelah bangun tidur, cobalah minum air putih saja. Dengan menahan diri seperti ini, akan melatih Anda mengendalikan tubuh Anda.

Terimalah Tanggung Jawab
Tawarkan diri Anda. untuk mengerjakan tugas tertentu. Dengan begitu, Anda mendapat kesempatan untuk berlatih mengelola waktu.

Jadi disiplin belajar adalah suatu perbuatan dan kegiatan belajar yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Kedisiplinan belajar sebagai suatu keharusan yang harus ditaati oleh setiap person dalam suatu organisasi, dengan sendirinya memiliki aktifitas yang bernilai tambah. Unsur pokok dalam disiplin belajar siswa adalah tertib kearah siasat. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai hubungan yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan dating. Pada mulanya disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang menekan kebebasan siswa, tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan Mulai dari Hal-hal Kecil
Bersihkan kamar dan meja kerja Anda. Lalu latihlah untuk selalu meletakkan barang-barang selalu pada tempat semestinya. Setelah itu, perluaskan wilayah kedisiplinan itu menjadi rumah atau kantor Anda. Kerapian ini akan melatih Anda berdisiplin karena memaksa Anda mengatur diri sendiri mulai dari hal-hal yang remeh.

Organisasikan Diri Anda.
Buatlah jadwal dan patuhi. Buatlah daftar hal-hal yang akan Anda kerjakan. Gunakan buku agenda harian. Sekarang kita semakin dipermudah dengan tersedianya organizer di PDA, handphone atau notebook. Gunakan fasilitas reminderuntuk mengatur waktu Anda. Jika dalam hal waktu, saja Anda tidak bisa mengendalikan, maka Anda pun cenderung tidak bisa mengendalikan hal yang lainnya juga.

Gunakan Waktu Luang Secara Produktif
Membaca buku, mendengarkan musik, berjalan-jalan atau ngobrol dengan teman, adalah cara yang baik sekaligus menghibur untuk "membunuh" waktu. Carilah hiburan yang menantang dan memacu Anda untuk lebih kreatif.

Tepat Waktu
Jika Anda, punya janjian dengan seseorang, usahakan tepat waktu. Rasul Paulus mengatakan bahwa menggunakan waktu dengan tepat adalah ciri orang yang arif (Ef.5:15-16). Itu juga tanda bahwa hidupnya terkelola dengan baik.baik. Selalu tepat waktu juga pertanda bahwa orang itu selalu menghargai orang lain.

Tepati Janji
"Jangan kerjakan apa yang tidak bisa kamu lakukan," kata George Washington muda pada dirinya sendiri, "tepatilah yang telah kamu janjikan." Jika Anda akan membuat janji, pertimbangkan masak-masak. Salah satu dari aspek disiplin adalah menilai diri Anda, apakah memiliki waktu dan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Begitu Anda menjanjikannya maka dengan disiplin diri akan memampukan Anda untuk mewujudkannya.


Banyak orang yang justru mengerjakan lebih dulu tugas paling mudah, yang berprioritas rendah. Akibatnya ketika tenaga, dan waktu mereka sudah habis, mereka tidak mampu lagi menyelesaikan tugas yang lebih sulit dan lebih penting itu.

Terimalah Nasihat
Nasihat dapat membentuk kedisiplinan dengan menunjukkan apa saja perlu dihindari. Karena itu terimalah nasihat (termasuk juga kritik) dengan sukacita. Salomo menulis.
"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan!' (Am. 19:20). Baca juga Amsal 15:3 1-32

Praktikkan Penyangkalan Diri
Belajarlah untuk menolak hawa nafsu yang negatif. Sesekali, tolaklah keinginan yang membuat Anda menikmatinya. Misalnya jika Anda suka tidur siang, cobalah untuk mencari kegiatan selama siang itu. jika Anda suka minum kopi setelah bangun tidur, cobalah minum air putih saja. Dengan menahan diri seperti ini, akan melatih Anda mengendalikan tubuh Anda.

Terimalah Tanggung Jawab
Tawarkan diri Anda. untuk mengerjakan tugas tertentu. Dengan begitu, Anda mendapat kesempatan untuk berlatih mengelola waktu.


Bagaimana Cara Membangun Disiplin Diri?

Salah satu pondasi yang dibutuhkan semua orang untuk meraih suksesadalah kedisiplinan. Membiasakan diri untuk selalu disiplin dalam segala hal membuat seseorang belajar bekerja secara terencana, hingga semua kewajiban yang menjadi tugas utamanya dapat terselesaikan dengan tuntas.
Namun sayangnya, selama ini sebagian besar orang masih beranggapan bahwa sebuah kedisiplinan hanya akan membatasi diri kita untuk memiliki kebebasan. Hampir semua kegiatan maupun kewajiban telah diatur sesuai jadwal, sehingga banyak orang merasa terpaksa untuk mengikuti semua jadwal yang telah ditentukan.
Hal inilah yang sering membuat seseorang merasa berat untuk mulai berdisiplin. Dan lebih memilih bebas melakukan semua kegiatan sesuai dengan keinginan hatinya. Padahal tanpa membiasakan diri untuk disiplin, mustahil seseorang dapat meraih suksesnya. Lalu, Bagaimana cara membangun disiplin diri?
Mari kita bahas bersama hal-hal apa saja yang sebaiknya Anda lakukan, agar kedisiplinan dapat tertananam dalam diri Anda.
Pertama, mulailah dengan memotivasi diri Anda sendiri.Hal utama yang Anda perlukan untuk membangun disiplin yaitu memotivasi diri Anda untuk terbiasa disiplin dalam berbagai kesempatan. Mungkin pada awalnya kebiasaan ini cukup berat untuk Anda jalankan, namun setelah Anda dipaksa menjalankannya setiap hari, maka lama-kelamaan hal tersebut akan menjadi budaya yang tertanam kuat dalam diri Anda.
Kedua, membuat target yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Dengan membuat sebuah target dengan batas waktu tertentu, maka secara tidak langsung Anda akan mulai belajar disiplin dan merencanakan segala hal dengan teratur, guna mencapai target sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Meskipun berawal dari perasaan terpaksa, namun jika dilakukan berulang-ulang maka pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang Anda lakukan dengan suka rela.
Ketiga, biasakan untuk tidak menunda segala tugas Anda.Sebisa mungkin kerjakan semua tugas dengan segera, sebab semakin lama Anda menunda sebuah pekerjaan maka akan semakin sulit juga Anda untuk memulainya kembali. Inilah yang menjadi kebiasaan buruk kita, terbiasa menggampangkan sebuah pekerjaan dan menundanya hingga akhirnya hasil yang didapatkan juga kurang optimal.
Keempat, memiliki tekad dan komitmen yang kuat. Tanpa adanya tekad dan komitmen yang kuat, maka semua jadwal yang telah Anda susun dan semua target yang telah Anda tentukan hanya akan menjadi wacana saja. Karena itu, kuatkan tekad dan komitmen Anda untuk mulai belajar disiplin. Bila Anda masih kesulitan, mulailah dari hal-hal yang paling mudah. Hingga akhirnya tekad dan komitmen Anda semakin hari semakin meningkat.
Kelima, action (lakukan) dari sekarang. Setelah Anda merencanakan semua jadwal dengan rapi, dan berkomitmen kuat untuk belajar disiplin. Selanjutnya terapkan semuanya dalam kehidupan sehari-hari Anda. Biasakan budaya disiplin dari sekarang, dan lihatlah perubahan besar yang akan Anda dapatkan.
Pastikan budaya disiplin telah tertanam dalam diri Anda, karena berawal dari sebuah kedisiplinan segala kendala meraih suksesdapat Anda lewati dengan baik. Semoga sedikit motivasi bisnisuntuk pekan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Selamat berkarya dan salam sukses.

Generasi Muda Harus Bisa Disiplin Diri!

Disiplin diri mungkin bagi sebagian besar orang adalah suatu kata yang memiliki makna suatu beban dalam menjalani setiap aktifitas, bukan kah begitu? Seakan-akan sikap disiplin itu seperti suatu peraturan yang sangat mengekang, sehingga kita tidak bisa melakukan berbagai aktifitas sesuai keinginan kita. Kalau memang kita ingin berhasil, seharusnya sikap disiplin diri memang terus kita terapkan dalam kehidupan kita.

Suatu sikap disiplin memang bertujuan untuk mengatur keberhasilan kita, jadi seharusnya kita tidak berpikiran negatif dengan sikap disiplin. Bukan kah sejak kita bersekolah dasar sudah diajarkan tentang pentingnya disiplin diri dalam kehidupan? Karena dengan disiplin maka akan ada jalur atau jalan bagi kita untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Sebenarnya sikap disiplin itu merupakan bagian dari penjalanan rencana yang kita buat untuk meraih suatu keberhasilan atau tujuan, kalau suatu tujuan yang hendak diraih itu kita lakukan tanpa adanya rencana bukan kah akan lebih sulit? Maka dari itu, dengan disiplin diri itu berarti kita menerapkan rencana yang telah kita buat untuk meraih suatu tujuan tertentu akan lebih mudah.
Terkadang suatu kedisiplinan ada yang mewajibkan kita untuk melaksanakannya, sehingga tak jarang ada kedisiplinan yang menggunakan hukuman bagi yang tidak melaksanakannya. Suatu kedisiplinan yang baik memang yang menggunakan hukuman bagi pelanggarnya, dengan begitu di dalam pikiran kita akan tertanam suatu pola pikir yang akan selalu berusaha untuk melaksanakannya.
Jadi mungkin kalau memang kita hendak mengikuti suatu aturan kedisiplinan, sebaiknya kita tahu betul mengenai apa tujuan yang hendak kita raih, sehingga kita bisa mengikuti aturan kedisiplianan tersebut dengan nyaman tanpa adanya paksaan. Oleh sebab itu, terkadang masih banyak orang yang suka protes dengan suatu aturan tertentu yang sudah dibuat, karena orang itu tidak begitu mengetahui tujuan yang hendak dia raih.
Sikap disiplin diri merupakan suatu aktifitas yang akan kita lakukan secara berulang-ulang, jadi kita harus benar-benar mengetahui dan menyadari mengenai tujuan yang akan kita raih itu. Tentu tidak lucu dong, kalau kita mengikuti aturan kedisiplinan tapi kita sendiri tidak tahu tujuan apa yang hendak kita raih, tentu saja ada kemungkinan kita untuk memberontak dengan aturan kedisiplinan yang ada.
Setiap aturan kedisiplinan pasti akan selalu berdampingan dengan tujuan yang akan diraih. Seperti misalnya aturan kedisiplinan di sekolah, aturan kedisiplinan di sekolah pasti bertujuan untuk membuat kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran proses belajarnya. Jadi bagi Anda yang merasa tidak senang dengan aturan di sekolah atau lingkungan Anda, itu berarti tujuan Anda memang tidak sama dengan tujuan di sekolah atau lingkungan Anda itu.
Agar suatu tujuan tertentu bisa diraih secara baik, maka sikap disiplin diri sangat diperlukan di sini, untuk itu tetapkan tujuan kita sebelumnya secara benar agar kita benar-benar bisa menerapkan semua sikap disiplin diri secara baik pula. Karena memang sikap disiplin itu diciptakan untuk membantu kita meraih suatu tujuan tertentu atau kesuksesan tertentu.
Terkadang suatu kedisiplinan ada yang mewajibkan kita untuk melaksanakannya, sehingga tak jarang ada kedisiplinan yang menggunakan hukuman bagi yang tidak melaksanakannya. Suatu kedisiplinan yang baik memang yang menggunakan hukuman bagi pelanggarnya, dengan begitu di dalam pikiran kita akan tertanam suatu pola pikir yang akan selalu berusaha untuk melaksanakannya.
Jadi mungkin kalau memang kita hendak mengikuti suatu aturan kedisiplinan, sebaiknya kita tahu betul mengenai apa tujuan yang hendak kita raih, sehingga kita bisa mengikuti aturan kedisiplianan tersebut dengan nyaman tanpa adanya paksaan. Oleh sebab itu, terkadang masih banyak orang yang suka protes dengan suatu aturan tertentu yang sudah dibuat, karena orang itu tidak begitu mengetahui tujuan yang hendak dia raih.
Sikap disiplin diri merupakan suatu aktifitas yang akan kita lakukan secara berulang-ulang, jadi kita harus benar-benar mengetahui dan menyadari mengenai tujuan yang akan kita raih itu. Tentu tidak lucu dong, kalau kita mengikuti aturan kedisiplinan tapi kita sendiri tidak tahu tujuan apa yang hendak kita raih, tentu saja ada kemungkinan kita untuk memberontak dengan aturan kedisiplinan yang ada.
Setiap aturan kedisiplinan pasti akan selalu berdampingan dengan tujuan yang akan diraih. Seperti misalnya aturan kedisiplinan di sekolah, aturan kedisiplinan di sekolah pasti bertujuan untuk membuat kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran proses belajarnya. Jadi bagi Anda yang merasa tidak senang dengan aturan di sekolah atau lingkungan Anda, itu berarti tujuan Anda memang tidak sama dengan tujuan di sekolah atau lingkungan Anda itu.
Agar suatu tujuan tertentu bisa diraih secara baik, maka sikap disiplin diri sangat diperlukan di sini, untuk itu tetapkan tujuan kita sebelumnya secara benar agar kita benar-benar bisa menerapkan semua sikap disiplin diri secara baik pula. Karena memang sikap disiplin itu diciptakan untuk membantu kita meraih suatu tujuan tertentu atau kesuksesan tertentu.
        











Read More